Blog Renungan
Selasa, 01 Juni 2010
8 Kebohongan Ibu Kita .... !! ...
Sebuah Cerita Tentang Kasih Sayang
Kamis, 13 Mei 2010
Cara Iblis Menggoda Manusia
Jumat, 01 Mei 2009
Termos
Seorang anak memperhatikan ibunya yang sedang menuang air mendidih ke sebuah wadah. Terlihat kepulan asap yang mengiringi aliran air panas itu ke tempat yang ia belum paham.
"Apa itu, Bu?" tanyanya sesaat kemudian. Sang ibu menoleh perlahan sambil tangannya memegang kuat ceret berisi air panas yang masih terus mengalir ke tempat baru itu. "Oh, ini. Termos, Nak!" jawabnya singkat. Ia pun menuntaskan kegiatannya. Sebagian air panas dituang ke termos, dan sisanya masih berada di ceret.
"Kenapa dituang ke termos, Bu?" sang anak terus memperlihatkan rasa ingin tahunya. Ia tidak peduli kalau ibunya masih sibuk menutup dan memindahkan termos ke tempat semula. Setelah itu, sang ibu pun menoleh ke buah hatinya.
"Anakku. Termos itu tempat menyimpan air supaya tetap hangat," jawab sang ibu sambil senyum ke arah sang anak. "Sore nanti, kamu akan lihat kegunaannya," tambah sang ibu sambil membelai rambut si anak yang masih balita itu. Si anak pun mulai penasaran.
Akhirnya, sore pun datang. Dan, bocah yang selalu ingin tahu itu pun mendapatkan pelajaran baru dari ibunya. "Sini, Nak!" ucap sang ibu sambil menuangkan air dari termos ke gelas. "Apa yang kamu lihat, sayang?" tanya sang ibu seraya menatap wajah buah hatinya penuh bijaksana. "Airnya masih hangat, kan!" Sang anak pun mengangguk.
Pikirannya pun mengikuti gerak langkah ibunya yang kemudian menuangkan air dari ceret ke gelas yang lain. "Dan ini, coba kamu perhatikan. Air di ceret sudah tidak hangat lagi. Padahal, sumbernya sama-sama dari air yang tadi ibu masak," tutur sang ibu kemudian.
"Aneh ya, Bu?" respon si anak kemudian. "Anakku. Wadah termos terdiri dari kaca yang saling memantul. Dan dalam termos pun kedap udara. Itulah di antaranya, kenapa air dalam termos bisa tetap hangat!" jelas sang ibu seraya menatap buah hatinya yang mengangguk perlahan. *** Dalam diri manusia ada jiwa yang sangat menentukan seperti apa keadaan perilaku mereka. Jiwa yang terhangatkan oleh cahaya keimanan akan membangkitkan kesegaran optimisme, kesabaran, dan keikhlasan. Seorang mukmin mesti pandai-pandai menjaga kelanggengan kehangatan itu dalam sebuah termos jiwa. Di situlah, kehangatan tersimpan baik dalam pantulan cermin hati yang bersih dan suasana yang kedap dari segala kotoran. Dan, kehangatan jiwa pun akan terus terjaga.
Jangan biasakan jiwa yang semula hangat hanya tersimpan begitu saja dalam ceret yang terbuka. Karena kehangatan itu akan segera menguap bersama hembusan angin lingkungan yang tidak tentu arah.
Sayangnya, si empunya jiwa kerap tak sadar, kalau jiwa yang beberapa saat lalu masih hangat, ternyata sudah dingin. Bahkan mungkin sudah tercemar. (muhammadnuh@eramuslim.com)
Superman
“Coba ada superman,” gumam seorang bocah saat menyaksikan repotnya sang ayah memperbaiki genting rumahnya yang bocor. Harus dengan tangga, merambat di antara sela pelapon rumah, dan seterusnya.
Dari persepsinya yang sederhana, Andi yang sudah lima tahun di SD ini kerap terperangkap dengan pengandaian tokoh pahlawan yang serba super. Merasa tidak mungkin menaiki tangga, pelapon, dan meraih genting bocor; imajinasinya melayang ke tokoh super yang bisa terbang.
Begitu pun ketika Andi kehilangan uang, yang entah tercecer di mana. Ia membayangkan kehadiran jagoan super yang mampu melihat tembus pandang. Dengan sekali sorotan mata, uang Andi bisa ketemu lagi.
“Uangnya sudah ketemu, Ndi?” tanya sang kakak suatu kali. Ungkapan keprihatinan itu tak berjawab langsung. Andi hanya membalas senyum, seolah masalah tidak sebesar yang diprihatinkan. “Nanti juga ketemu!” jawab Andi enteng.
Padahal, tak ada tanda-tanda Andi berusaha keras untuk mencari. Satu hal yang tak terpikir sang kakak: siapa yang akan mencari uang Andi? Karena kalau itu yang ditanyakan, jawabannya akan begitu ringan: superman!
** Semua orang punya masalah. Ada skala perorangan, kelompok, bahkan negara dan dunia. Karena hidup ini memang dirancang sebagai bentuk perjalanan panjang melalui ruang-ruang masalah.
Namun, tidak semua yang berhadap-hadapan dengan masalah punya respon positif terhadap kemampuan diri. Kunci solusi seolah mustahil lahir dari kekuatan diri sendiri. Butuh orang lain yang serba super, yang bisa menyediakan berbagai sarana solusi: mulai dari uang, kecerdasan, pengalaman, teknologi, hingga relasi.
Semoga hanya Si Andi yang terperangkap persepsi ini. Ciri utamanya: ia selalu mengandalkan semua penyelesaian masalah dengan satu imajinasi, “Coba ada Superman!”
Kutipan diatas saya ambil dari eramuslim.com
Sungguh sudah menjadi realita sekarang ini bahwa kebanyakan orang, termasuk saya kebanyakan bergantung dengan sesuatu atau seseorang sehingga kadang terlupa bahwa sebenarnya diri sendiri ini mampu..superman atau superwoman ada dalam diri kita..
Saya jadi teringat dengan kata2 dari guru SMA saya "You are what u think"..
Bila kita mau mencermati dan memahami kata2 itu ternyata sangat benar..namun kebanyakan dari kita hanya tak sadar,,semoga kita segera terbangun dari buaian mimpi ini...
Minggu, 26 April 2009
Jadilah seperti Mentari Bening di Pagi Hari
individu-individu yang berada di dalamnya. Terciptanya sebuah
perdamaian, kemesraan dan kasih sayang dalam masyarakat bukanlah
sebuah mimpi yang tidak akan menjadi kenyataan. Layaknya membuat
sebuah bangunan, kita membutuhkan batu bata yang kuat, kokoh dan
tersusun rapi. Dalam masyarakat, individu adalah batu bata.
Alangkah bahagianya jika kita bisa menjadi bagian dari batu bata itu.
Setelah menjadi bangunan, batu bata memiliki kontribusi memberikan
kehangatan kepada penghuninya di musim hujan, melindungi penghuninya
dari kepanasan, tempat beristirahat, bengkel kreatifitas dan manfaat
lainya. Walaupun penghuni tidak pernah melihat batu bata, karena
tersembunyi dalam balutan semen, tetapi batu bata memberikan manfat
yang luar biasa.
Hanyalah batu bata yang baik yang bisa mengokohkan. Memperbaiki diri
terlebih dahulu adalah sebuah keharusan jika kita ingin memperbaiki
masyarakat. Menurut ustad Abbas As-Siisiy yaitu dengan menjadi pribadi
muslim yang memiliki karakteristik Islami yang menonjolkan
akhlakulkarimah.
Senyum tulus kepada alam, menyapa lembut angin, membahagiakan saudara,
menjadi solusi setiap masalah, sumber ilmu, perantara cahaya, tidak
ada salahnya kita miliki. Individu-individu akan kokoh, damai dan
tenang jika kita mampu memberikan kebahagiaan, ketenangan, kasih
sayang yang tulus tanpa pura-pura, prasangka dan pamrih. Untuk
menciptakan itu semua, tentu pribadi kita terlebih dahulu yang lebih
utama untuk diperbaiki.
Tidaklah sulit mewujudkan pribadi tersebut. Selain telah dicontohkan
Rasulullah, kita memiliki bekal fitrah yang suci. Kita bisa berguru
pada hati nurani, dan siroh nabawi. Tinta Allah tidak akan lupa
mencatat setiap amal kebaikan, Allahpun tidak akan luput mengores amal
buruk yang kita lakukan.
Setiap kita bebas memilih. Pribadi mana yang kita kehendaki. Kelak
kita akan membayar mahal pilihan itu. Jangan pertaruhkan kehidupan ini
dengan sikap buruk, dendam, iri hati, benci. Tidak ada kemulian di
balik itu semua.
Hiasilah buku kehidupan kita di dunia ini dengan riwayat amal
kebaikan, ibadah khusuk, kemenangan melawan nafsu, prestasi menjulang
tinggi. Jadilah seperti mentari bening pagi, menghangatkan,
menerangkan dan menggairahkan kehidupan. Atau menjadi keheningan
malam, menuntun sujud, munajat dan tafakur manusia. (Yesi Elsandra)
Kamis, 23 April 2009
Ketika Maut Meminangmu
Lama nian kita tak jumpa dan tak bertegur sapa
Saya yakin bukan karena kebencian diantara kita
Sayapun yakin bukan karena apa - apa...
Tapi rutinitas kesibukan yang tlah menjebak kita
Satu hal sebagai bahan renungan kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa
Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Mauuut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan kita terbuka....
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang – lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok kita....
Itulah jasad kita waktu itu
Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ...jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju kita...
Bagian kepala..,badan. .., dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah kita Keranda pelaminan...
Langsung disiapkan Pengantin bersanding sendirian...
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan
dan akhirnya.... .
Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah
kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan... .
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...
Dan Dia Kekasih itu..
Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi ....sudah pantaskah sikap kita selama ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga ?????????
Sahabat...mohon maaf...
Jika malam itu aku tak menemanimu
Bukan aku tak setia...
Bukan aku berkhianat.. ..
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
Tapi percayalah.. .aku pasti kan mendo'akanmu. ..
Karena ...aku sungguh menyayangimu. ..
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo'a...semoga kau jadi ahli syurga.
Amien
Sahabat..... , jika ini adalah bacaan terakhirmu
Jika ini adalah renungan peringatan dari Kekasihmu
Ambillah hikmahnya... ..
Tapi jika ini adalah salahku...maafkan aku....
Terlebih jika aku harus mendahuluimu. ...
Ikhlaskan dan maafkan seluruh khilafku
Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu. ....
Kalau tulisan ini ada manfaatnya.. ..
Silakan di print out dan kau simpan sebagai renungan...
Siapa tahu ...suatu saat kau ingat padaku
8 Kebohongan Ibu Kita .... !! ...
Written by http://supermilan.wordpress.com Friday, 17 April 2009 09:16 Seumur hidup walaupun kita menggendong orangtua di pundak kita, ...
-
Apa kabar sahabatku... ?? Lama nian kita tak jumpa dan tak bertegur sapa Saya yakin bukan karena kebencian diantara kita Sayapun yakin bukan...
-
eramuslim - Baik buruknya masyarakat tidak terlepas dari komponen individu-individu yang berada di dalamnya. Terciptanya sebuah perdamaian, ...
-
“Coba ada superman,” gumam seorang bocah saat menyaksikan repotnya sang ayah memperbaiki genting rumahnya yang bocor. Harus dengan tangga, ...